Rabu, 17 Desember 2008

Corporate Identity Advertising 2

Corporate Identity

Di dalam marketing, Corporate Identity (CI) adalah “persona” dari suatu korporasi yang disesuaikan dengan pencapaian terhadap sasaran bisnis secara obyektif, pada umumnya seringkali dimanifestasikan melalui branding atau digunakan sebagai merek dagang.

Corporate identity dihadirkan ketika suatu perusahaan/organisasi atau kelompok kepemilikan suatu perusahaan/organisasi berusaha secara bersama membangun filosofi perusahaan/organisasi tersebut.

Secara riil Corporate identity dapat diwujudkan berupa kultur organisasi/perusahaan atau kepribadian dari organisasi/perusahaan tersebut. Pada intinya, bertujuan agar masyarakat mengetahui, mengenal, merasakan dan memahami filosofi-filosofi perusahaan/organisasi tersebut. (Balmer, 1995).

Corporate Identity terdiri dari tiga bagian yang digunakan dalam bermacam cakupan:

  • Corporate Visual (logo, uniform dsb)

  • Corporate Communication (iklan, public relations, informasi dsb)

  • Corporate Behavior (nilai-nilai internal, norma-norma dsb)

Pemahaman Sosial

“Corporate Identity” juga muncul sebagai suatu bentuk pemahaman sosial dalam masyarakat. Di dalam masyarakat yang besar seperti negara misalnya, suatu golongan yang berskala minoritas cenderung untuk berusaha keras dalam mengembangkan memperkenalkan “corporate identity” di manapun mereka berada. “Corporate Identity” menjadi suatu ikatan/bon yang khusus pada setiap pelaku atau anggota golongan tersebut sekalipun mereka belum pernah bertemu sebelumnya. Ikatan/bon ini dibangun secara umum atas dasar pengalaman yang serupa, diskriminasi yang serupa, mempunyai nilai-nilai budaya yang serupa, pembatasan yang ekonomi, dan lain lain.

Religious Symbol

Simbol Religius

Di Amerika Serikat, sebagai contoh, para orang Arab atau keluarga Yahudi, Negro, Hispanic, Kaum Homoseksual, dan orang-orang yang tidak memeluk agama Kristen serta banyak minoritas-minoritas lainnya, masing-masing mempunyai suatu pengertian atau pemahaman yang diwujudkan dalam “Corporate Identity”. Di dalam kelompok tertentu akan selalu muncul perasaan “Kita harus hati-hati terhadap satu sama lain” dan “Aku mempunyai suatu kewajiban tidak hanya untuk berhasil, tetapi membantu orang lain dari kelompok ku.”

Sudut Pandang Organisasi

Pada monograph didalam Chinese Corporate Identity (Routledge, 2005), Peter Peverelli, mengusulkan suatu definisi yang baru tentang Corporate Identity, yang didasarkan dengan teori organisasi secara umum yang pernah ditampilkan pada awal-awal pekerjaan Peverelli (2000). Berikut definisi Corporate Identity sebagai hasil interaksi sosial:

  • Corporate identity adalah cara atau usaha para “aktor korporasi” (aktor korporasi adalah istilah yang digunakan bagi yang merasa diri mereka bertindak atas nama perusahaan/golongan) untuk menampilkan perusahaan/golongan agar mereka bisa dipertimbangkan di dalam interaksi sosial yang berkelanjutan dengan para aktor yang lain dalam konteks yang spesifik. Hal itu meliputi persamaan persepsi tentang realitas, ways-to-do-things, perilaku lain yang terkait, dll.

  • Di dalam prosesnya para aktor korporasi menjadikan Corporate identity memiliki arti penting yang sama pentingnya dengan yang lain, kapital perusahaan misalnya. Corporate identity juga meliputi perusahaan/golongan itu sendiri sebagi sebuah kumpulan atau serikat para aktor korporasi yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan tak terpisahkan.

  • Aktor korporasi dapat membangun suatu identitas yang berbeda dalam kontek yang berbeda pula.

Corporate Visual Identity System

Corporate Visual Identity Systems (CVIS) digunakan untuk mengkomunikasikan keberadaan sebuah korporasi, organisasi, institusi ataupun golongan. Dengan menggunakan nama, lambang, tipografi, warna dan semboyan (tagline/slogan). Corporate Visual Identity Systems (CVIS) diolah tidak hanya berupa sebuah identitas abstrak belaka, namun juga diapalikasikan menjadi identitas visual mulai dari stationary office hingga aktiva tetap seperti bangunan, sarana angkut bahkan ke pernak-pernik pendukung promosi seperti merchandise.

Aplikasi CVIS

Lebih jauh Corporate Visual Identity Systems (CVIS) akan berkaitan dengan segala aspek pasar seperti: produk, harga, tempat, promosi, audience, segmentasi pasar, bukti fisik dan proses industri. Dalam sebuah literatur managerial menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki standardisasi Corporate Visual Identity Systems lebih mampu mengantisipasi kesulitan-kesulitan komunikasi terhadap keragaman publik dan biasanya dapat mengambil keuntungan diawal dalam sebuah sistem pasar.

Corporate Visual Identity Systems (CVIS) mendapatkan peran yang signifikan didalam mencapai tujuan-tujuan organisasi, baik secara internal maupun eksternal stakeholder. Pada garis besarnya, suatu Corporate Visual Identity Systems (CVIS) menyatakan nilai-nilai organisasi/institusi/golongan mengenai ambisi-nya, bisnis-nya, dan karakteristik nya. Empat fungsi dari Corporate Visual Identity Systems (CVIS) dapat dilihat dan dibedakan sebagaimana berikut dengan tiga diantaranya lebih diarahkan pada pihak eksternal stakeholder:

  • A corporate visual identity provides an organisation with visibility and ‘recognisability’ (Balmer and Gray, 2000; Dowling, 1993; Du Gay, 2000). Fungsi yang bertujuan agar publik mengetahui keberadaan organisasi tersebut dan paham terhadap core bisnisnya secara tepat.

  • A corporate visual identity symbolises an organisation for external stakeholders, and, hence, contributes to its image and reputation (Schultz, Hatch and Larsen, 2000). Van den Bosch, De Jong and Elving (2005). Fungsi yang mengkaitkan antara reputasi dan identitas dan disimpulkan bahwa corporate visual identity memiliki peran yang mendukung didalam menciptakan reputasi. Fungsi dimana corporate visual identity mencerminkan struktur dari suatu organisasi kepada eksternal stakeholdernya, proses visualisasi corporate identity lekat hubunganya seperti halnya hubungan antara divisi atau unit.

  • Olins (1989) adalah orang yang terkenal dengan pola ’struktur identitas perusahaan’ dalam memandang corporate visual identity, struktur tersebut terdiri dari tiga konsep: Monolithic brands for companies which have a single brand, Branded identity in which different brands are developed for parts of the organization or for different product lines, Endorsed identity with different brands which are (visually) connected to each other”. Namun konsep yang diperkenalkan oleh Olins lebih sering diperkenalkan seperti struktur identitas perusahaan ketimbang sebagai corporate visual identity dan hanya menyediakan satu indikasi dari presentasi visual pada organisasi tanpa pernah mengurainya sebagai sebuah struktur identitas.

  • A fourth, internal function of corporate visual identity relates to employees’ identification with the organisation as a whole and/or the specific departments they work for (depending on the corporate visual strategy in this respect). Identification appears to be crucial for employees (Bromley, 2001; Dutton, Dukerich and Harquail, 1994; Kiriakidou and Millward, 2000). Fungsi internal dari corporate visual identity adalah berhubungan langsung dengan identifikasi organisasi secara keseluruhan, corporate visual identity berperan penting sebagai sesuatu yang simbolis didalam menciptakan identifikasi seperti tersebut.

Corporate Visual Identity Management

Corporate visual identity management involves the planned maintenance, assessment and development of a corporate visual identity as well as associated tools and support, anticipating developments both inside and outside the organization, and engaging employees in applying it, with the objective of contributing to employees’ identification with and appreciation of the organization as well as recognition and appreciation among external stakeholders (Van den Bosch, 2005).

Perhatian khusus biasanya akan diberikan kepada corporate visual identity pada waktu sebuah perusahaan mengalami perubahan. Bagi perusahaan secara umum corporate visual identity akan menjadi “wajah baru”. Namun, bagaimanapun, corporate identity membutuhkan pengaturan secara structural basic dalam sebuah perusahaan. Usaha untuk mengatur corporate visual identity akan membutuhkan banyak upaya dan konsistensi yang lebih. Maka dari itu Manajemen Corporate Visual Identity harus meliputi aspek structural strategis dan budaya perusahaan secara menyeluruh.

Institusional Advertising 2

PERIKLANAN DALAM HUMAS

Advertising
/periklanan adalah alat yang digunakan dalam kegiatan PR, termasuk diantaranya pembelian ruang/tempat dan waktu pada surat kabar, majalah, radio, televise, dan internet untuk menyampaikan informasi produk kepada target audiences. kegiatan advertising diantaranya adalah direct response (iklan melalui pos) dan sales promotion.

Perbedaan antara advertising dan publisitas adalah kegiatan publisitas tidak perlu membeli tempat dan waktu agar bisa masuk kedalam berita dan media entertainment.

Para praktisi humas menggunakan periklanan ketika mereka ingin mengontrol pesan yang dikirim, termasuk kapan dan dimana pesan disampaikan. Sebaliknya, kegiatan publisitas dan banyak teknik kegiatan humas cenderung untuk merayu konsumen daripada menginformasikan fungsi produk mereka, sehingga mereka menolak pesan yang disampaikan.


Beberapa Tipe Periklanan Dalam Humas



Periklanan humas memiliki beberapa bentuk yaitu,

Institutional Advertising:
adalah memperkenalkan organisasi atau mengumumkan indentitas baru dari suatu perusahaan pada target audiences.

Tujuannya adalah untuk menarik investor, meningkatkan reputasi perusahaan atau menarik simpati masyarakat dengan cara melibatkan perusahaan didalam kegiatan masyarakat.


PERTAMINA sebagai perusahaan milik negara berusaha merubah citra institusinya yang buruk melalui program iklan “PERTAMINA ON THE MOVE”.


Financial Advertising: digunakan oleh perusahaan besar untuk menunjukkan perkembangan baru kondisi keuangan perusahaan pada masyarakat.



Misalnya pihak Securities underwriters (penjamin emisi) bursa efek (adalah pihak yang menjual saham perusahaan di bursa efek) yang setiap saat mengumumkan kepada masyarakat, ketika saham baru ditawarkan oleh perusahaan kepada investor. Keikutsertaan perusahaan di bursa efek tidak selamanya mencari dana masyarakat tetapi bertujuan untuk meningkatkan reputasinya dimasyarakat dengan memperlihatkan kondisi keuangan tahunan melalui media massa.

Tujuan dari Financial Advertising yang lain adalah untuk menciptakan kondisi beli dan jual oleh pemegang saham.


Issues Advertising: adalah kegiatan periklanan yang digunakan oleh sebuah atau beberapa organisasi untuk memperlihatkan pada masyarakat tentang masalah-masalah sosial didalam masyarakat serta penanggulangannya.


Gordon Campell sebagai calon kandidat dalam pemilu 2009 pemerintahan kanada meng-agendakan kampanye wajib tutup mulut terhadap masyarakat situasi isu-isu politik yang berhubungan dengan pemerintahan dan status dirinya.


Komunitas Sosial dia Amerika dalam hal perdamaian “Anti-Defamation League” mengiklankan bentuk penyuluhan kepada masyarakat KOSOVO agar mulai belajar untuk menghindari kebencian dalam bentuk apapun.


Penanggulangan terhadap para pecandu narkoba oleh para LSM dalam kampanye-kampanye mereka merupakan suatu pernyataan bahwa masalah narkoba merupakan masalah yang serius san butuh penangan oleh berbagai pihak.


Advocacy Advertising: adalah iklan yang digunakan untuk meningkatkan frekuensi didalam mempengaruhi pendapat masyarakat melalui kegiatan diskusi publik.



Stasiun televisi swasta Metro TV merupakan sebuah saluran televisi yang mengutamakan penyiaran acara-cara terkini seputar berita-berita penting dalam programnya salah satu kategori acaranya adalah berupa acara dialog publik yang termasuk advocacy advertising.



Political Advertising: adalah advertising yang digunakan oleh calon politisi untuk mendapatkan banyak dukungan organisasi masyarakat. Dukungan organisasi tidak hanya dalam bentuk uang tapi dukungan moril untuk meningkatkan image calon politisi di mata masyarakat.


Salah satu contoh yang mudah dalam melihat political advertising adalah iklan calon gubernur Jakarta, Fauzi Bowo dan Prijanto yang didukung oleh mayoritas partai termasuk PDI perjuangan.



Crisis Advertising: adalah kegiatan periklanan yang melibatkan print ads atau media massa untuk menyampaikan informasi dari perusahaan kepada masyarakat mengenai masalah yang terdapat dalam masyarakat dan penanggulangan masalah tersebut oleh perusahaan.


Poster kampanye iklan yang dibuat oleh pemerintah daerah colombia USA dalam kampanye penanganan masalah kebakaran hutan yang kerap kali terjadi disana.



Event Advertising: adalah suatu kegiatan advertising untuk mempromosikan kegiatan organisasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) melalui acara-acara tertentu dengan mengundang masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan social. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyampaikan kegiatan dari organisasi dan menggalang dana dan dukungan partisipasi dari masyarakat.


Poster Iklan donor darah yang diselengarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNDIP merupakan contoh Event Advertising.



Public Service Announcement: adalah penyampaian informasi social melalui billboard atau bentuk lain dari non media massa (koran, majalah, dan TV). Yang membiayai kegiatan publikasi ini adalah perusahaan media iklan. Tujuan penyampaian informasi social kepada masyarakat adalah untuk membantu program pemerintah dalam menciptakan kehidupan social yang lebih baik.



Contoh: Dengan Membayar Pajak, Anda Telah Ikut Membangun Kota Jakarta.


Public Service Advertising: berbeda dengan bentuk iklan traditional. Iklan tradisional menginformasikan/menjelaskan produk barang dan jasa secara langsung kepada masyarakat. sedangkan perusahaan yang melakukan Public Service Advertising, tidak hanya menjelaskan produk barang dan jasa tetapi untuk menginformasikan kegiatan perusahaan yang dapat meningkatkan reputasi mereka.
Kegiatan Public Service Advertising bisa pula disamakan dengan CSR ( Corporate Social Responsibility) .
Menurut Philip Kotler, kegiatan CSR yang berhasil akan memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan. Keuntungan tersebut antara lain adalah lebih mudahnya akuisisi customer dan pasar (peluang) baru, kenaikan penjualan, terbentuknya identitas brand yang baik.


PT UNILEVER dengan produk Sabun Lifeboy mengadakan iklan public service dengan slogan berbagi sehat.



Advertising Messages

Efektif advertising messages terfokus hanya pada satu topic dan menjelaskan produk secara langsung. Pada dasarnya untuk menciptakan efektif advertising, pembuat advertising harus mampu mengembangkan ide utama dalam bentuk informasi yang lebih detail untuk menciptakan konstruksi dari bentuk pesan kreatif yang akan disampaikan kepada target audiences.

Pembuat iklan harus menentukan pilihan dari salah satu bentuk pesan langsung (direct messages atau information) atau tidak langsung (indirect messages atau transformation) untuk disampaikan kepada masyarakat.

Direct messages adalah informasi yang menjelaskan mengenai fungsi dari produk yang ditawarkan,baik dalam bentuk tulisan maupun gambar.
sedangkan indirect messages adalah bentuk penyampaian pesan suatu produk kepada target audiences tetapi tidak menjelaskan fungsi dari produk melainkan menciptakan imaginasi atau gambaran lain bagi target audiences-nya.

Jenis creative advertising yang bisa membuat efektif advertising adalah menggunakan variable yang bersifat rasional atau emotional. Bentuk rational advertising menggunakan argumentasi, bukti, dan data untuk meyakinkan target audiences untuk membeli produk tersebut.

Bentuk advertising seperti ini, ditujukan untuk konsumen yang memerlukan bukti nyata dari suatu produk, sehingga mereka mau mendengarkan argumentasi secara detail dari iklan tersebut.
Sedangkan iklan yang menggunakan pendekatan emotional, menjelaskan produknya dengan menggunakan pendekatan yg dapat membuat target audiences tertarik untuk melihat iklan karena bentuk penyampaiannya yang mempengaruhi emosi/psikologi mereka, walaupun penjelasan produknya tidak disampaikan secara langsung (contoh iklan BMW, yang lebih menunjukkan images, daripada fungsi kendaraan).


Advertising Format

Iklan yang efektif melalui media cetak adalah design (bentuk, warna, dan gambar) dari iklan yg dapat diterima baik dari segi aturan dan norma yang terdapat didalam masyarakat.
Dalam iklan media cetak, menuliskan pesan utama dengan bentuk tulisan yang besar serta men-design-nya agar dapat memberikan perhatian bagi target audiences. Sedangkan penjelasan tambahan (overlines), seperti data dan fakta, digunakan untuk menjelaskan pesan utama yang singkat.


Contoh: Iklan Simpati dengan pesan utamanya memiliki harga yang lebih murah, sedangkan penjelasan tambahannya dapat dilihat melalui website. Bentuk iklan seperti ini, biasanya sudah diatur oleh pemerintah agar bentuk informasi singkat tidak memberikan informasi yang salah untuk masyarakat.

Pada dasarnya, iklan melalui media cetak yang dapat mempengaruhi (effective) target audiencenya adalah yang mampu memberikan informasi yang cukup dan memberikan insentif seperti bentuk kupon atau sampel produk untuk menjelaskan produknya pada media cetak.

Untuk media cetak seperti majalah dan Koran, kedua media tersebut memiliki standar untuk penempatan iklan yang dikenal sebagai Standar Advertising Unit (SAU). Jika sebuah iklan sudah memenuhi seperempat dari total luas halaman majalah dan Koran, iklan tersebut sudah masuk dalam kategori iklan besar.


Iklan yang memuat satu lembar atau sebagian dari sebuah halaman majalah dan koran adalah format yang umum digunakan oleh produsen. bentuk format iklan media cetak yang lain adalah iklan produk yang menguasai beberapa halaman dari sebuah majalah atau Koran. Iklan yang menggunakan luas halaman kecil dari majalah, terkadang tidak mampu memberikan efek atau pengaruh pada konsumen. Sedangkan diukur dari segi biaya, iklan dalam ukuran kecil justru lebih mahal jika dibandingkan dengan ukuran besar karena iklan ukuran kecil diukur biayanya dalam inchi.

Iklan melalui media siaran (broadcast) seperti radio dan tv, lebih singkat dalam penyampaian pesannya karena biaya yang mahal. Sehingga pesan produk yang disampaikan melalui media tv harus singkat, padat dan jelas untuk dimengerti oleh konsumen dalam waktu tayang selama 10, 30 atau 60 detik.

Strategi yang tepat dalam penyampaian iklan melalui media ini adalah dengan selalu mengulangi pesan utama dengan jelas, melibatkan target audiences atau interactive (contoh: Quiz interactive), dan meminta target audiences untuk segera membeli produk mereka (contoh: “Beli sekarang, jumlah produk terbatas” ). Kelebihan yang dimiliki iklan melalui media siaran adalah dapat menambahkan media lain yang dapat mendukung penyampaian pesan, seperti bunyi dan music yang familiar terdengar oleh target audiences.

Strategi Iklan yang efektif melalui radio dan televise adalah sebagai berikut. Melalui radio dan tv, inti dari pesan harus diucapkan berulang kali (kurang lebih 800 kali) sehingga dapat mempengaruhi konsumen

Saat ini advertising melalui internet mulai popular. Melalui media ini, pesan komersial bisa disampaikan melalui website dari pihak ketiga, seperti search engine (Google), media sites(kompas.com), dan media internet yang menyediakan informasi/topik khusus, dimana iklan dapat ditempatkan. Ada beberapa jenis iklan internet seperti banner,dan popup.


Advertising Media Planning (Perencanaan Media Iklan)

Banyak iklan yang harus membeli waktu dan ruang untuk mendistribusikan informasinya kepada masyarakat.
Media yang digunakan diantaranya adalah Koran dan televisi. tetapi, masih banyak iklan yang hanya membuang uang tanpa hasil yang signifikan karena penyampaian informasi yang hanya menciptakan opini dalam masyarakat dan luasnya target audiences yang ingin dicapai.

Untuk membuat sebuah iklan efektif sebaiknya selalu mengikuti prinsip dasar advertising, yaitu menjelaskan dengan baik produk yang ditawarkan pada target audiences. Dengan membuat iklan yang tepat tentu saja tidak membuang biaya yang dikeluarkan oleh produsen.

Cumulative exposures(jumlah perhatian) adalah total jumlah click (internet) dan respond/tanggapan/perhatian (TV dan radio) dari konsumen pada iklan yang dibuat.

Rating points adalah pengukuran untuk melihat persentase nilai sebenarnya dari iklan (melalui TV, RADIO,INTERNET dan Koran) yang mampu mempengaruhi konsumen.
Sedangkan nilai dari Gross Rating Points (GRP) adalah total persentasi dari efektif iklan yang diperlihatkan melalui satu media atau beberapa media. Melalui GRP, pengusaha dapat melihat tingkat keefektifan uang yang diinvestasikan pada iklan, untuk mempengaruhi konsumen.

Semakin tinggi persentase dari GRP maka semakin besar pengaruh dari iklan melalui satu media terhadap target audiences. Melalui GRP, pengusaha bisa menentukan apakah mereka tetap menggunakan media, iklan yang ada dan perlu meningkatkatkan pesan frequency yang disampaikan kepada masyarakat atau pengusaha perlu bertindak sebaliknya. GRP tidak hanya menggambarkan tingkat keefektifan dari sebuah iklan tapi bisa memperlihatkan media terbaik yang mampu mempengaruhi target audiences. Dengan keterbatasan dana yang ada, seorang pengambil keputusan dapat menentukan media terbaik untuk iklannya berdasarkan besarnya nilai GRP tahun sebelumnya.


Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan periklanan adalah waktu.
Bayak perusahaan iklan yang menitik beratkan penyampaian pesan yang berkesinambungan dalam satu hari, mingguan atau bulanan .
Seringnya iklan muncul melalui media, maka semakin besar kemungkinan pesan sampai dan mempengaruhi konsumen. Tetapi, Semakin banyak waktu yang digunakan dalam kegiatan periklanan maka dana yang digunakan semakin besar.

Untuk mengurangi besarnya biaya advertising, pengusaha harus menentukan kapan iklan perlu disampaikan pada target audiences. Pengusaha perlu menentukan kapan sebuah iklan perlu disampaikan sesering mungkin dalam bulan tertentu dan kapan iklan tidak terlalu sering atau dihentikan untuk disampaikan kepada konsumen pada bulan yang lain.

Penentuan waktu ditentukan oleh kapan sebuah produk akan atau sudah sampai di masyarakat. Pada pengusaha, lembaga social, dan kandidat partai politik yang memiliki dana yang terbatas, mereka lebih memilih untuk menyampaikan iklan pada masyarakat disaat produk akan masuk ke masyarakat.

CPM (cost per thousand) adalah suatu pengukuran untuk membandingkan biaya yang digunakan pada satu atau lebih media komunikasi. Rumus CPM adalah pembagian antara biaya yang dikeluarkan untuk sebuah iklan pada suatu media dengan jumlah target audiences, kemudian dikalikan dengan 1000. Hasil dari formula tersebut adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk iklan. Di saat pengusaha menggunakan media iklan lebih dari satu, maka pengusaha tersebut dapat membandingkan antara nilai CPM yang satu dengan yang lain, dimana nilai CPM terkecil memiliki biaya yang paling efisien.


Advertising Equivalency berkaitan dengan perbandingan perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada penggunaan media berbeda dalam menyampaikan iklan kepada target customer, dimana perusahaan akan memilih biaya media advertising terkecil. Sebagai contoh, perusahaan menggunakan media koran dan TV untuk iklannya. Pada koran, perhitungan biaya dihitung berdasarkan luas yang digunakan dalam satu halaman.

Jika biaya per inchi adalah $200, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya sebesar $1000 untuk penggunaan 5 inchi. Apabila perusahaan menggunakan media TV , perusahaan akan membeli waktu tayang untuk iklannya. Jika biaya advertising per 30detik adalah $10.000, maka perusahaan akan memilih media Koran untuk mengiklankan produknya.

Banyak perusahaan menggunakan strategi advertising equivalency dalam menentukan media yang akan digunakan karena keterbatasan dana.

Dalam pemilihan media iklan, tidak selamanya dinilai dari harga tetapi pengalaman perusahaan dalam penggunaan media. Dari pengalaman ini, perusahaan dapat menilai media yang paling efektif dalam penyampaian pesan. Jika ternyata media yang termahal lebih efektif dibandingkan media yang murah tentu saja perusahaan akan memilih media yang mahal. Semakin efektif suatu media dalam menyampaikan iklan, maka media tersebut akan dipilih oleh produsen. Pada intinya, masing2 media mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam penyampaian pesan.

Institusional Advertising 1

Banyak Iklan Kesehatan Menyesatkan

Jakarta,Banyak iklan produk kesehatan menyesatkan dan tidak mendidik. Kondisi ini merugikan masyarakat selaku konsumen. Untuk itu, pemerintah harus segera menertibkan promosi produk kesehatan yang menyesatkan itu.
”Saat ini banyak iklan produk kesehatan seperti obat-obatan yang tidak edukatif. Hanya mempromosikan bahwa produk yang diiklankan bisa menyembuhkan masalah kesehatan seketika,” kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Huzna Zahir, Rabu (3/12) di Jakarta.
Padahal, dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen disebutkan materi iklan harus jelas, benar, dan jujur. Pada iklan obat, pengiklan harus mencantumkan informasi apa penyebab timbulnya keluhan, dan tidak boleh menjadikan tenaga kesehatan sebagai model iklan.
Ketua Kompartemen Umum dan Humas Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Robert Imam Soetedja, dalam seminar yang diprakarsai Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan, juga menyayangkan maraknya iklan kesehatan seperti obat dan layanan kesehatan yang menyesatkan.
Sebagai contoh, iklan sebuah merek obat mengklaim dapat mengatasi sesak napas. Iklan itu tidak menyebutkan kondisi seperti apa yang bisa diatasi dengan obat itu. ”Padahal, sesak napas bisa terjadi pada penderita asma maupun penyakit jantung. Kalau terkena jantung, minum obat itu berapa pun banyaknya tidak akan mempan,” kata Robert.
Untuk itu, pemerintah harus menertibkan berbagai iklan yang menyesatkan itu. Selain menghentikan penayangan iklan tersebut, pemerintah juga bisa mengeluarkan peringatan atau sanksi lain bagi pengiklan. ”Selain pedoman etik yang jelas, perlu ada satu pedoman yang bersifat self regulating,” kata Robert.
Rumah sakit
Promosi rumah sakit saat ini masih dirasakan tabu. Padahal, Indonesia sudah dijadikan ajang promosi bagi rumah sakit dari negara lain. ”Setiap rumah sakit dari luar negeri bebas berpromosi di Indonesia tanpa batasan,” ujar Robert.
Persi telah membuat etika promosi rumah sakit di Indonesia. Beberapa hal yang tak boleh dilakukan rumah sakit lokal dan luar negeri yang akan berpromosi di Indonesia di antaranya menyampaikan informasi yang belum terbukti kebenarannya, dan memuji diri sendiri seperti ”hanya satu-satunya”, atau ”yang pertama”.

Senin, 15 Desember 2008

PR ADVERTISING 2

Iklan Esia Versi RINGGO, Price War!

Jujur niicch?(diucapkan melalui backsound seorang anak kecil yang masih polos), itu kata-kata yang paling gue inget dari iklan ini. Ini menjadi jawaban, buat iklan operator GSM baru 3 (baca: three) yang ngeluarin iklan versi Bohong Itu Dosa. Ngga cuma 3 aja yang marketing promonya diledek habis-habisan tapi produk pesaing seperti: Simpati (T-sel), Mentari (Indosat), bebas (XL), Fren (Mobile-8) ikut-ikutan diledek, tapi koq Flexi Trendy (Telkom) ngga diledek yach?!

Sejak awal, Esia emang udah terkenal, out of the box, bikin iklan yang beda. Tentu kita masih inget dan masih dipertahankan sampe sekarang, gimana Esia mempopulerkan istilah ?talktime? dan memerangi istilah ?pulsa?. Pada iklan Esia versi RINGGO ini (dibikin 2 versi), menggambarkan gimana segmen entry-level dari pengguna ponsel begitu bingungnya memilih kartu prabayar dengan berbagai iming-iming tarif yang murah oleh operator. Di akhir cerita, tentu saja ujung-ujungnya Esia menjadi pilihan si talent karna tarifnya paling murah.
Sebagai pengguna salah operator yang diledek, yach miris juga sich liat neh iklan. Bagaimana ngga?! Iklan in khan hampir wara-wiri tiap hari di teve nasional, udah berhasil bikin gue berpikir pindah ke Esia, tapi apa daya? jaringan Esia masih terbatas Jabodetabek dan Bandung, bo! Pengguna ponsel di daerah cuman bisa gigit jari, ngga bisa nyobain nich produk. Gue juga masih inget saat Esia ngeluarin iklan versi Pulau-Pulau Di Indonesia, yang bikin banyak orang di kota yang belum dilayani Esia, berpikir klo Esia udah ada dipelosok negeri ini. Eh, padahal maksud dari iklan itu cuma mo menyampein klo Esia udah dapet ijin buat bikin jaringan di seluruh Indonesia.
Selain itu, melihat banyaknya iklan operator seluler di teve tentang skema tarif yang berbeda antar operator, koq rasa pelanggan seperti ditipu, kita ngga pernah tau berapa cost yang dikeluarin operator sebenarnya untuk setiap percakapan, transfer data oleh pelanggan? Belon lagi katanya sech di Indonesia tarif selulernya termasuk yang paling mahal di dunia?! Nah lo!
Reaksi keras datang dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) yang minta iklan ini direvisi. Sebab dirasa kurang etis, provokatif, frontal dan bisa menyebabkan saling balas dari antar operator. Ah, santai aja man. Mo bilang jujur koq, ditegur.

PR ADVERTISING 1

ANTARA TEKNOLOGI, IKLAN, DAN PR


Bagaimana peran teknologi dapat meningkatkan peran PR :

Sebelum adanya teknologi, PR berbasis pada tulisan tangan melalui media cetak. Dengan adanya teknologi, kegiatan PR dapat dilakukan dengan lebih mudah. Tugas PR ialah menjaga media relation dengan public dan stakeholder. Pada dasarnya tujuan dari PR ialah untuk berkomunikasi, melalui teknologi, dunia global seperti disatukan satu dengan yang lainnya. Sehingga, komunikasi yang disampaikan menjadi jauh lebih mudah dan luas, mencakup wilayah global dalam waktu yang singkat. Oleh karena itu teknologi merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan PR. global seperti disatukan satu dengan yang lainnya.

Dengan teknologi, PR dapat dilakukan melalui : Video Confrence, Video News Release, Web Casting, Personal Computer, Online Monitoring, The Email Revolution, Interactive PR.

Kesenjangan teknologi dengan kondisi perkembangan PR di Indonesia:

Video Conference: didistribusikan melalui satelit yang merupakan alat penting bagi PR. dengan teknologi ini PR professional dapat bekerja walaupun dalam jarak yang jauh. Di Indonesia, VC sudah banyak digunakan, tetapi belum dapat mencakup seluruh daerah di Indonesia, karena signal satelit yang dipancarkan kurang begitu baik. Contoh: praktisi PR dapat berkomunikasi dengan para stakeholder nya tidak harus bertemu secara langsung, juga ditempat dan waktu yang berbeda.

Video News Releases: VNR sejajar dengan media cetak namun dapat didengar dan dilihat bukan sekedar dibaca. Walaupun biayanya mahal, free publicity yang didapatkan dengan VNR. Durasinya biasanya 90 detik hingga 2 menit. Di Indonesia belum terlalu umum digunakan, dan apabila digunakan belum bisa mencakup daerah terpencil.

Web Casting: Tipe broadcasting yang terdiri atas video dan audio di internet, biasanya digunakan untuk live press conference. Jadi dalam kasus ini reporter atau produser dapat menontonnya langsung melalui desktop.Di Indonesia, teknologi ini sudah umum digunakan terutama di daerah kota besar.

Personal Computer:Sekarang semua firma PR mempunyai personal komputer untuk menyimpan online data base. Di Indonesia, perkembangan firma PR sudah sangat pesat. PR bukan hanya sekedar pembicara tetapi sebagai investasi perusahaan, kerena itu penyimpanan data base di personal komputer sangat penting.

Online Monitoring: Teknologi ini membantu mereka bagaimana perkembangan media, pesaing, dan customer. Otomatis teknologi ini sangat dibutuhkan oleh setiap praktisi PR termasuk di Indonesia.

The E-mail Revolution:Teknologi ini sangat berperan di Indonesia. Bagi praktisi PR, E-mail merupakan metode dasar untuk berkomunikasi dengan pihak lain.

Interactive PR: Ini merupakan interactive news release yang lebih specific dengan menggunakan password yang dilindungi untuk menjaga kerahasiaan data perusahaan. Setiap praktisi PR professional umumnya menggunakan teknologi ini termasuk di Indonesia.

Paduan yang pas antar iklan dan teknologi

Pada intinya advertising adalah suatu bentuk komunikasi yang ditujukan pada pemirsa berpotensial mengenai produk dan jasa yang akan dipasarkan. Target pemirsa advertising tentunya adlaah masyarakat dalam jumlah besar. Maka itu advertising membutuhkan media yang dapat mencakup masyarakat besar pula agar komunikasinya dapat tersampaikan. Media media tersebut adlah media massa yang terdiri dari Televisi, radio, Majalah, koran Internet, dll. Kesemua media tersebut pastinya tidak terlepas dari teknologi. Teknologi jelas sangat besar perannya dalam penyampaian pesan. Dengan teknologi pesan dapat disampaikan kepada msayrakat luas hanya dengan sekejap. Dalam advertising pun speperti itu. Perkembagan advertising juga tidak terlepas dari teknologi.

Misalnya jaman dulu iklan mungkin hanyalah sampai teknologi cetak saja, namun berjalan seiring dengan perkembangan teknologi sperti Tv, radio, internet. Maka advertising juga merambah media berteknologi mutakhir ini. Hal ini dimaksudkan agar penyampaiannya lebnih mudah dan dampak yang terjadi sesuai dengan dampak yang diharapkan.

Contoh langsung adalah ‘online advertising’. Online advertising adalah iklan yang muncul di website-website tertentu. Misalnya pada situs www.yahoo.com atau www.detik.com. Ini adalah situs yang umum dikunjungi oleh masyarakat. Dengan advertiser merambah teknologi ini, maka otomatis penyampaian pesan kepada orang banyak juga bisa tercapai. Apalagi sekarang ini internet tengah digemari oleh orang banyak. Fakta mengatakan 52% wanita, informasi dari internet memabntu mereka untuk mendapat hidup yang lebih sehat dan satu dari empat wanita mengungkapkan bahwa mereka dapat menimprovisasikan penampilan mereka info-info kecantikan melalui internet. Ini adalah pasar yang sangat berpotensi bagi pengiklan kosmetik misalnya.dampak yang dihasilkan pasti sangat signifikan karena advertiser membidik target yang tepat melauli media yang tepat pula.

Contoh lainnya adalah pada teknologi ‘Database marketing’. Teknoligi memungkinkan advertiser untuk menyimpan informasi pribadi si konsumen agar mereka dapat mengirimkan pesan langsung secara pribadi. Contohnya ucapan selamat ulang tahun sekaligus megiklankan launching produk baru. Ini sangat membantu dalam penyampaian pesan dan dampaknya agar tercapai sesuai harapan.

Di Indonesia sendiri advertising sudah cukup maju dan semakin kreatif, namun masih ada beberapa teknologi yang belum bisa dijangkau oleh Indonesia. Contohnya Interactive TV dimana advertiser menggunakan media ini untuk mengiklankan produknya, dan penonton juga bisa mengakses email, browsing. Smeuanya ini bisa dilakukan sambil menonton TV.

Teknologi yang belum ada juga adalah talking billboard. Teknologi ini adalah billboard interaktif yang bisa berbicara dan berganti gambar sesuai dengan siapa yang berdiri didepannya. Selain itu dibuku ini jgua ada lembaga seperti (ACT) Action for Children. Ini adalah lembaga yang mengajarkan anak-anak dalam menganalisa iklan, dan juga melindungi anak-anak dari iklan yang tidak tepat.

ataklingb1.jpg

Iklan yang berteknologi tinggi:

- Billboard A-Mild di Senayan pada bulan puasa,Billboard ini sangat menarik perhatian masyarakat, karena penyampaiannya yang berbeda pada siang dan malam hari. Pada siang hari, gambar yang ditampilkan hanya berupa mangkok kosong, tetapi disaat menjelang malam mangkok itu berubah menjadi terisi beraneka ragam makanan.

- Billboard TV plasma LG di mal senayan city.Iklan ini terdapat di tempat pengecekan mobil mal senayan city, jadi billboard ini bergerak turun dan naik seiring dengan pemeriksaan mobil.

images1.jpg

- Billboard di Time Square, New York.Iklan gedung-gedung di New York, sudah sangat berkembang pesat dengan tampilan billboard yang bergerak mengikuti gedung itu. - Sliding Billboard yang berganti dalam kurun waktu tertentu.

- LCD plasma TV di jalan-jalan utama ibukota, contoh : di depan bundaran HI.- Iklan 3 dimensi di Plaza Senayan.

Kamis, 13 November 2008

Resume Bab 5

Mengelola Stakeholders

Steakholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mmpunyai peran dalam menentukan keberhasilan. Steakholders dapat diartikan pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan, steakholders sebagi indikator keberhasilan perusahaan . Secara umum steakholders dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu steakholders internal dan steakholders eksternal. Steakholders Internal lebih mudah untuk dikendalikan dan pekerjaan komunikasi intern bisa diserahkan pada bagian lain sedangkan steakholders eksternal adalah unsur – unsur yang berada dilua kendali perusahaan ( uncontrollable ). Konsume adalah raja yang berhak untuk memilih barangnya sendiri. Pemerintah adalah penentu kebijakan. Penyalur menguasai jaringan distribusi, ia hanya menyalurkan barang yang dibutuhkan konsumen. Government PR, Press Relations, Community Relations mereka adalah para spesialis yang membatas pekerjaan mereka pada suatu unsure steakholders eksternal. Unsur steakholders Internal yaitu Pemegang Saham, Manajer dan Top Executives, Karyawan, Keluarga Karyawan sedangkan Unsur steakholders Eksternal yaitu Konsumen, Bank, Pemerintah, Pesaing, Komunitas.

Resume Bab 4

Menetapkan Objective

Seorang praktisi PR dalam iklim oraganik,dibutukan adanya objective yaitu titik spesifik untuk mencapai tujuan yang dituju.

Dengan berkembangnya konsep perusahaan modern telah menetapkan secara spesifik kemana perusahaan akan di bawa, titik yan spesifik itu disebut Corporate Goals. Ada 2 macam betuk Corporate Goals yaitu :

1. Official Goals ( mission )

Maksud dari mission perusahaan yang didirikan, mission disebut official Goals karena isinya terlampau umum dan sangat idealis. Biasanya digunakan oleh perusahaan untuk mendaftarkan perusahaannya secara hukum.

2. Operative Goals

Operative Goals akan mendeskripsikan hasil akhir yang spesifik sebuah perusahaan dalam jangka pendek.

Objective PR didefinisikan sebagai sesuatu yang tertulis dan jelas tentang sesuatu yang akan dituju dalam waktu yang telah ditentukan. PR membutuhkan data riset untuk menentukan objective pada bagiannya. Perumusan objective, penting bagi PR untuk mem PR kan gagasan pada tokoh kunci dan mendapatkan dukungan dari pimpinan puncak bila perlu dari pemegang saham. PR dapat meningkatkan citra perusahaan, mengurangi angka kemangkiran, dan dapat mengangkat moral kerja.

Kamis, 23 Oktober 2008

PRODUCT PROFILE II


CD PROMOSI " PRODUCT & COMPANY PROFILE MODEL WEB "

Kegiatan pemasaran memerlukan energi yang sangat besar selain adcost lainnya. Pemasaran secara mouth to mouth merupakan impian para produsen, tentunya harus dibarengi konsekwensi produsen untuk menciptakan “personal” marketing mouth to mouth yaitu dengan cara memberikan kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan “tenaga marketing“ tersebut.

Beberapa kendala yang di hadapi oleh rata-rata perusahaan adalah :
Belum atau masih samarnya pembagian tugas sub divisi yang dikarenakan terbatasnya jumlah dan kapasitas SDM dan atau keuangan perusahaan, sehingga satu orang ‘dipaksa’ melakukan beberapa tugas divisi atau bahkan sering dijumpai merangkap divisi lain seperti produksi ( membuat penawaran produk ) hingga menjadi tour leader atau tour guide.
Maka hasilnya, pencapaian target market hampir nyaris tak tersentuh karena senantisa mengharapkan walking guest dari hasil media iklan saja, sehingga peningkatan jumlah pelanggan tidak begitu menggembirakan.

Permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana pesan dapat sampai ke sasaran pasar guna. Disini diperlukannya tingkat kreatifitas yang tinggi, yaitu bagaimana materi bahan promosi dapat diterima langsung ke target pasar melalui presentasi penggalian motif pembelian produk perusahaan tour & travel hingga pemahaman pelanggan terhadap perusahaan tour & travel terukir jelas di benak target pasar.

PRODUCT & COMPANY PROFILE dibuat dalam interface model web yang disimpan ke dalam Compact Disc ( CDR ) ini memiliki kelebihan-kelebihan dibanding dengan model presentasi lainnya, antara lain :

1. Autorun ; file index.htm langsung dibaca oleh personal computer pada saat dimasukkan ke dalam DVD /CD-R maupun DVD / CD-RW. Bilamana halaman ini diberi backsound, maka akan langsung terdengar mussic yang menjadi warna dinamis perusahaan Anda.

2. Kapasitas Byte Hingga 4.500 MB ; mampu menampung berbagai informasi produk secara lengkap mulai dari text microsoft world, excel, animasi gambar JPEG / movie, GIF, flash, file mussic.mid dan data informasi lainnya hingga kapasitas 4,5 Gb.

3. Click Onmouseover Operating ; tampilan gambar belum berubah bilamana pengguna belum klik ke tombol menu navigasi ( onmouseover ). Hal ini lebih memanjakan pengunjung untuk menyimak secara detail sesuai waktu yang ia inginkan tanpa harus kehilangan informasi penting lainnya.

4. Biaya Promosi Lebih Murah ; berdasarkan informasi yang kami terima pada bulan Agustus 2008 bahwa pembuatan CD promosi ( burning cd, cd label, cd cover ) biayanya mulai dari Rp.6.000,- per keping.

5. Permorfa Perusahaan Lebih Meningkat ; meskipun dengan biaya Rp.6 ribu per keping per target customer, namun melalui kemasan luar dan isi yang dibuat tidak membosankan akan mampu menarik simpati calon pelanggan dibanding dengan promosi model hard copy.

BIAYA PEMBUATAN SANGAT MURAH

1. Rp.350.000,- untuk biaya pengolahan database
2. Rp.10.000,- untuk pembuatan satu animasi gif
3. Rp.25.000,- untuk pembuatan satu animasi flash
4. Rp.5.000,- untuk pembuatan setiap tampilan ( interface ) model web
5. Rp.50.000,- untuk biaya dan pengiriman CD serta komunikasi

CARA PEMESANAN

Kirimkan data produk, informasi perusahaan berupa text, gambar atau video dan sertakan sketsa / lay out banner, menu, contents dalam file ms.word sesuai selera Anda dan tentukan jumlah halaman, jumlah gif dan/ atau flash yang hendak ditampilkan ke dalam CD promotion, kemudian copy ke CD-R ke alamat : Biwaddo Hartoko, Jl. Kalimantan Raya 297 Gedang Asri Ungaran Semarang.

Harga :
Budget yang Anda berikan akan sesuai dengan nilai kepuasan produk yang diterima.

Pembayaran melalui Bank Bukopin Cabang Utama Semarang, no rek : 1801042982, an. BIWADDO HARTOKO, SE.
Guna memudahkan informasi, mohon pengiriman uang ditambahkan nominal ratusan unik, contoh Rp.150.127,-

ARTIKEL OPINI PUBLIC

OPINI PUBLIC DAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI

Pembentukan opini publik sebagai bentuk manifestasi kebijakan politik luar negeri sebuah negara dapat dikategorikan sebagai sebuah soft-power yang berjalan beriringan dengan hard-power. Hard-power disini dapat diartikan sebagai kekuatan persenjataan atau kekuatan diplomasi dari suatu negara di tataran internasional. Sedangkan yang dimaksud dengan soft-power adalah kekuatan negara dalam membentuk sebuah paradigma yang akan mendukung terlaksananya sebuah kebijakan politik luar negeri.

Media pelaksanaan dari soft-power ini antara lainnya terdiri dari peran media internasional, budaya dan pendidikan. Konsiderasi dasar bagi sebuah negara dalam menerapkan praktik pembentukan opini publik berangkat dari sebuah asumsi bahwa publik merupakan entitas yang sangat sulit untuk dikendalikan. Dengan demikian, opini publik dirasa penting pula untuk dikuasai, dengan pertimbangan bahwa segala bentuk kebijakan politik luar negeri yang akan diterapkan oleh suatu negara harus mendapatkan dukungan yang kuat dari publik. Selain itu, opini publik merupakan mekanisme yang sangat kuat dalam menguasai paradigma publik internasional tentang suatu kebijakan politik luar negeri yang akan diambil.

Jadi, pada akhirnya, apabila opini publik internasional telah dapat dikuasai, maka aktor negara akan mendapatkan 2 keuntungan utama. Pertama, proses pembuatan dan perumusan kebijakan politik luar negeri negara tersebut tidak akan melalui sebuah proses yang sulit. Hal ini disebabkan oleh karena values yang berada di tataran paradigma publik telah dikuasai secara signifikan oleh negara itu. Kedua, keputusan kebijakan politik luar negeri juga akan dapat diimplementasikan secara optimal, karena telah tercapainya faktor pertama dengan baik.

Permasalahan yang kemudian muncul adalah mengenai bagaimana cara yang efektif bagi suatu negara dalam menguasai suatu opini publik. Dalam kasus ini, aktor media merupakan aktor yang memiliki akses terbesar dalam menguasai opini publik masyarakat. Contoh konkretnya antara lain dapat terlihat dalam kasus Al-Jazeera. Sejak tenarnya stasiun televisi ini pada tahun 2003 dengan memberikan pemberitaan yang berbeda dari media internasional lainnya mengenai perang Irak, kantor berita ini dapat dikategorikan sebagai pembentuk opini publik oposisi yang paling kuat di tataran dunia internasional, selain CNN dan BBC. Bukti pembentukan opini publik dari Al Jazeera antara lainnya terlihat dalam acara The Opposite Direction yang di-anchored oleh Dr. Faisal Al-Qassim.

Di berbagai episodenya, Dr. Qassim mengundang tokoh-tokoh dengan latar belakang yang berbeda dan cenderung kontroversial. Di salah satu episode dari The Opposite Direction, Dr. Qassim membawakan tema “Are Hezbollah are Resistance or Terrorist?”, dengan dihadiri oleh dua scholars dari Mesir dan Lebanon. Episode ini kemudian berdampak pada kecaman dari berbagai negara Arab seperti Suriah dan Mesir karena menganggap Al Jazeera memprovokasi masyarakat Arab lainnya untuk menganggap Hezbollah sebagai freedom-fighter dibandingkan sebagai rebellion.

Meskipun tidak menjadi afiliasi negara apapun, termasuk Qatar, perilaku yang dicerminkan oleh Al Jazeera ini setidaknya telah membuat Suriah dan Mesir harus mengkalkulasikan kebijakan politik luar negerinya sebagai akibat dari adanya opini publik yang ditimbulkan oleh stasiun televisi tersebut. Dalam konteks yang lain, Amerika Serikat juga mempunyai kekuatan media yang sangat kuat. Kekuatan ini berada di bawah United States Information Agency (USIA), dengan VoA yang menjadi vanguard dari pembentukan opini publik internasional. Dalam kasus ini, USIA berperan secara aktif sebagai alat dari pemerintahan Amerika Serikat untuk menguasai opini publik masyarakat internasional.

USIA merupakan representasi dari apa yang disebut sebagai mekanisme soft-power AS dalam melancarkan kebijakan politik luar negerinya. Pada akhirnya, berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan media dalam pembentukan opini publik internasional sudah sepertinya layaknya konsepsi dari von Clausewitz mengenai perang. Apabila Clausewitz menyatakan bahwa perang merupakan bentuk lain dari kebijakan politik luar negeri suatu negara, maka keberadaan media dapat dianalogikan sebagai bentuk lain dari penguasaan opini publik untuk mendukung pelaksanaan suatu kebijakan politik luar negeri dari negara yang bersangkutan.

Senin, 13 Oktober 2008

Editorial 2

Mematahkan Belenggu BBM

BELENGGU bahan bakar minyak terhadap sistem kehidupan dan perekonomian Indonesia sangat kuat. Celakanya, belenggu BBM itu semakin lama semakin mematikan. Karena itu, diperlukan keberanian luar biasa untuk mematahkan belenggu tersebut.

Perekonomian Indonesia dibangun dan dimanjakan kelimpahan minyak sejak 1970-an. Kita berperilaku--sampai sekarang--seperti negara kaya minyak. Padahal, faktanya kita telah menjadi importir minyak sejak akhir 1980-an.

Kemanjaan itu terlihat sangat jelas sampai sekarang. Yaitu Indonesia tetap bertahan sebagai anggota OPEC--organisasi negara-negara pengekspor minyak--padahal kita telah kehilangan status sebagai pengekspor.

Perilaku sebagai negara kaya minyak dipelihara melalui kebijakan subsidi BBM hingga saat ini. Dalam APBN 2008 yang telah diperbarui, subsidi BBM mencapai Rp126,8 triliun.

Padahal dari waktu ke waktu, ketika harga minyak bergejolak, subsidi BBM menjadi bumerang.

Tatkala harga minyak sekarang mulai menyentuh US$120/barel, lonjakan subsidi BBM bisa mencapai Rp250 triliun. Itulah angka yang mematikan bila terus dipelihara.

Dengan posisi sebagai importir, tidaklah masuk akal Indonesia mempertahankan kebijakan subsidi BBM. Negara biasanya memberi subsidi pada barang-barang yang ketersediaannya melimpah ruah. Air minum, misalnya, bisa disubsidi karena kita memiliki sumber yang banyak.

Yang amat menggelikan, Indonesia menempuh subsidi BBM yang persediaannya semakin langka. Subsidi itu pun dibakar mobil-mobil yang berseliweran di jalan raya tanpa banyak makna bagi kemaslahatan publik.

Jadi sangat jelas, subsidi BBM adalah kebijakan bunuh diri. Namun, pemerintah seperti kehilangan akal untuk mematahkan belenggu itu.

Begitu parahnya belenggu BBM, pemerintah tidak saja kehilangan akal secara substansial, yaitu menaikkan atau menghapus subsidi, tetapi juga kehilangan akal dalam cara menyampaikan kebijakan.

Belum tahu kapan diumumkan, pemerintah sudah memberi sinyal bahwa BBM akan naik sekitar maksimal 30%. Apa akibatnya? Pasar yang memperoleh sinyal itu segera menaikkan harga barang kebutuhan sesuai dengan perhitungan sendiri. Ketika harga BBM dinaikkan secara resmi, pasar menaikkan lagi harganya. Jadi, untuk satu kenaikan harga BBM rakyat memikul beban dua kali. Itu kesalahan prosedur yang fatal.

Belenggu BBM mungkin terlalu sulit dan riskan untuk dihapus serentak. Namun, opsi tentang penghematan tidak pernah dijalankan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah. Semua penghematan BBM yang disuarakan beberapa kali adalah penghematan sebatas omongan belaka. Dalam praktik, tidak dilaksanakan, terutama oleh pemerintah sendiri.

Lalu tentang energi alternatif. Itu juga kebijakan yang tidak jelas skema, sasaran, dan operasionalnya. Rakyat di sejumlah daerah diiming-iming menanam jarak pagar, tetapi tidak jelas akan dijual ke mana dan diproses pabrik apa. Akibatnya, biji jarak membusuk dan rakyat membasmi tanaman jarak karena tidak memberi kontribusi pada kesejahteraan.

Penghematan BBM di sektor transportasi publik juga tidak dilaksanakan. Proyek kereta bawah tanah di Jakarta baru sebatas omongan selama dua dasawarsa. Monorel terancam jadi besi tua.

Belenggu BBM hanya bisa dipatahkan dengan keberanian luar biasa, yaitu tidak ada lagi subsidi BBM dalam perekonomian Indonesia mulai sekarang dan seterusnya. Untuk mematahkan itu diperlukan pemimpin yang juga berani luar biasa.

Editorial 1

Penanggung Jawab Minyak Indonesia

DALAM 10 tahun terakhir, dunia perminyakan Indonesia tidak terlepas dari sosok Purnomo Yusgiantoro. Dialah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Dia menduduki jabatan ini sejak era Presiden Megawati Soekarnoputri sampai dengan masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sekarang ini.

Krisis yang sedang melanda negara ini sekarang berkaitan erat dengan pergerakan harga minyak di pasar dunia yang sama sekali berada di luar kemampuan kita untuk mengendalikannya. Namun, menurut kalkulasi pemerintah, krisis minyak yang memaksa kenaikan harga BBM tidak terelakkan disebabkan ketidakmampuan Indonesia meningkatkan produksi minyak mentah.

Di sinilah sesungguhnya malapetaka itu. Realisasi produksi minyak mentah atau lifting Indonesia selama ini tidak pernah melampaui angka 1 juta barel per hari. Tetapi, anehnya, dalam proyeksi penerimaan APBN, minyak mentah Indonesia selalu diasumsikan berada pada tingkat di atas 1 juta barel per hari.

Produksi minyak yang terus merosot, sekarang sekitar 900 ribu barel per hari, terjadi bersamaan dengan optimisme pemerintah yang tinggi bahwa di dalam perut bumi negeri ini tersimpan minyak mentah berlimpah. Lelang blok-blok eksplorasi terus diobral, tetapi hasilnya tidak memuaskan kalau tidak mau dikatakan nihil.

Antara keyakinan pemerintah dan realisasi produksi tidak sejalan. Kita tidak saja dirundung malapetaka harga minyak yang tidak terkontrol, tetapi juga dihajar bencana pembayaran cost recovery yang amat mahal.

Jadi, dalam dunia perminyakan, Indonesia menderita tiga kali. Menderita karena produksi yang terus merosot. Menderita karena harga yang tidak terkontrol. Dan dihajar lagi penderitaan oleh cost recovery yang mencekik. Para analis berpendapat, Indonesia akan menghadapi bencana sosial hebat bila harga minyak menyentuh US$150 per barel.

Bila tren sekarang tidak terbendung, harga US$150 per barel akan terjadi tahun ini juga. Harga minyak sekarang bertengger pada kisaran US$120 per barel.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengambil tanggung jawab luar biasa berani ketika memutuskan untuk menaikkan harga BBM dalam waktu dekat. Luar biasa berani karena keputusan menaikkan harga BBM mengingkari janji Presiden sebelumnya.

Pada titik ini, sudah sepatutnya kita bertanya, siapa sesungguhnya yang bertanggung jawab dalam kegagalan produksi minyak Indonesia?

Ketika asumsi APBN dikoreksi berulang kali, seakan-akan kegagalan itu adalah tanggung jawab Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian. Belum pernah kita mendengar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan bertanggung jawab atas kegagalan lifting minyak Indonesia. Kegagalan yang menjerumuskan bangsa dan negara ke bencana yang mengerikan.

Kita tidak tahu apakah Presiden pernah meminta pertanggungjawaban dari menteri yang satu ini atas kegagalan produksi minyak nasional.

Advetorial 2




Jual Besi Bekas Eks- Kapal TankerSy pemilik besi/iron/scrap exs kapal tanker di IndonesiaDgn gross netto :12600 tonAkan saya jual 2000 rupiah saja per/kilogramKontak owner di Indonesia ,Jakarta number hand phone: 021-92597906 - Suci Sundari

Advetorial 1

Tabloid Planet Badminton Edisi Terbaru

HOT LINE :
Suci Sundari, 021 - 92597906
E-mail: suci.sun@gmail.com

Marketing & Distribusi :
Jl H. Kelik No.25 Kelapa Dua Raya,
Kebon Jeruk - Jakarta.
Phone: 021 - 5324774 (Hunting),
Fax: 021 - 5322834.
Cover Planet Badminton

Press Release 2

Peluncuran Laporan 2008
Transparansi Pendapatan di Perusahaan Minyak dan Gas


Sebagai perusahaan minyak milik negara, Pertamina perlu didorong untuk menerapkan transparansi dan akuntabilitas secara konsekuen, dan menciptakan suasana kondusif dengan pemerintah untuk penerapan prinsip-prinsip Extractive Industries Transparency Initiatives (EITI). Dengan demikian diharapkan pemanfaatan hasil minyak dan gas bumi, dapat dikelola secara maksimal oleh Pertamina untuk kemaslahatan rakyat banyak, sehingga kekayaan sumber daya alam ini tetap menjadi berkah dan tidak berubah menjadi ”kutukan”.

Selama ini kekayaan sumber daya alam yang dimiliki sebuah negara, tidak selalu berarti kemakmuran bagi rakyatnya. Di dalam banyak kasus, kekayaan sumber daya tersebut, yang gagal dikelola secara baik, transparan dan akuntabel, menjadi sumber bencana bagi masyarakat, yang terperangkap dalam perebutan sumber daya tersebut, yang menciptakan situasi ekonomi pemungut rente, korup, bahkan tidak jarang berujung konflik, pelanggaran HAM dan kemiskinan. Kekayaan alam menjadi kutukan akibat tidak ada tata kelola sumber daya yang baik, yang salah satu elemen pentingnya adalah transparansi penerimaan pemerintah dari sektor tersebut.

Report on Revenue Transparency of Oil and Gas Companies, produk utama dari Project Promoting Revenue Transparency, yang kami luncurkan pada hari ini, terlahir dengan dijiwai oleh semangat penerapan transparansi pendapatan negara dari sektor industri ekstraktif. Dalam konteks laporan ini, industri esktraktif meliputi minyak dan gas bumi. Di laporan ini, Transparency International (TI) melakukan evaluasi terhadap kebijakan, sistem manajemen dan performa dalam area-area yang relevan dengan transparansi pendapatan sektor hulu di 42 perusahaan minyak dan gas bumi terkemuka. Transparansi pendapatan dalam laporan ini meliputi tiga area kebijakan korporasi: pembayaran kepada pemerintah di mana perusahaan beraktifitas, operasi dan program anti korupsi perusahaan. Bagi perusahaan minyak milik negara, satu kategori lain ditambahkan, yaitu regulasi pengadaan barang dan jasa.

Salah satu perusahaan yang dievaluasi dalam laporan ini adalah Pertamina. Survei ini tidak menempatkan perusahaan minyak bangsa kita ini dalam posisi yang membanggakan. Pertamina, bersama 16 perusahaan minyak lain, baik perusahaan minyak milik negara (National Oil Company) maupun perusahaan minyak Internasional (International Oil Company) yang lain, menempati peringkat rendah (low) dalam performa transparansi mereka.

Pertamina menempati peringkat tinggi (high) dalam laporan hanya pada kategori regulasi dan pengadaan barang dan jasa. Sementara dalam tiga kategori lain, yaitu pembayaran perusahaan terhadap pemerintah, operasi dan program pemberantasan korupsi, Pertamina menempati urutan rendah. Perlu ditekankan bahwa laporan ini serta analisa dan rekomendasi di dalamnya disusun berdasarkan informasi dari perusahaan yang dapat diakses oleh publik. Juga perlu dicatat, bahwa meskipun menggunakan berbagai cara untuk melibatkan perusahaan dalam semua tahapan proyek ini, sangat disayangkan ada 30 perusahaan yang tidak menggunakan kesempatan untuk me-review data yang dikumpulkan.

Meskipun laporan ini terfokus pada praktik pelaporan perusahaan minyak dan gas bumi, TI memahami bahwa perusahaan butuh beroperasi didalam suatu sistem regulasi milik pemerintah yang mendukung. Dalam konteks transparansi pendapatan, tanggungjawab tersebut dibagi antara pemerintah dan perusahaan, dimana pemerintah harus menjamin bahwa transparansi pendapatan tidak diabaikan. Konteks di mana perusahaan beroperasi, baik negara asal ataupun negara lokasi produksi, memainkan peranan penting untuk menentukan apa yang bisa dilakukan.

Dalam laporan disebutkan, bahwa beberapa perusahaan, termasuk Pertamina, mendapatkan hasil yang buruk dalam bidang performa transparansi pada kategori pembayaran ataupun program anti korupsi, disebabkan terbentur dengan kendala adanya regulasi pemerintah yang melarang penyebarluasan informasi ke publik dari perusahaan milik negara.

Dengan segala hasil yang ditampilkan Pertamina dalam laporan ini, TI-Indonesia mencatat bahwa Pertamina telah berkontribusi secara aktif dalam proses pelaksanaan survei ini. Pertamina adalah satu dari sedikit perusahaan yang bersedia melakukan proses review dan verifikasi data sementara. Dari 42 perusahaan yang dievaluasi, hanya 10 yang bersedia melakukan proses verifikasi data, dan Pertamina adalah salah satunya. Hal ini menunjukkan adanya inisiatif dari Pertamina untuk keterbukaan dan transparansi.

TI-Indonesia melihat bahwa laporan ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk menciptakan tata kelola industri ekstraktif di dunia. Keterbukaan akses terhadap informasi dari perusahaan-perusahaan minyak raksasa, akan membuka ruang dialog multi pihak antara perusahaan, pemerintah dan masyarakat sipil.

Dalam konteks Indonesia, TI-Indonesia melihat masih adanya hambatan menuju ke arah sana. UU Keterbukaan Informasi Publik yang baru saja disahkan oleh DPR, tidak lagi menempatkan perusahan-perusahaan pertambangan sebagai badan publik. Pada Ketentuan Umum tentang Badan Publik, juga tidak secara eksplisit dimasukkan BUMN sebagaimana pada draft awal DPR. Transparansi BUMN hanya diatur sepintas dalam batang tubuh UU itu. Karenanya, TI-Indonesia menekankan beberapa hal berkaitan dengan masalah itu:

- Mendorong pemerintah untuk segera mengimplementasikan prinsip-prinsip transparansi dalam industri ekstraktif, yang didorong oleh inisiatif multi pihak internasional Extractive Industries Transparency Initiatives (EITI).
- Mendorong Pertamina, sebagai perusahaan minyak milik negara untuk mulai menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola pendapatan, dan menciptakan suasana kondusif dengan pemerintah untuk penerapan prinsip-prinsip EITI.

Press Release 1

Setelah Perundingan di Bali dan di Bangkok

For Immediate Release
22 April, 2008; 09:00

Pada peringatan Hari Bumi pada tanggal 22 April 2008 yang bertemakan ”A Call for Climate”, Pelangi Indonesia menegaskan bahwa semua pihak, terutama pembuat kebijakan, harus terlibat di dalam pengurangan laju dan dampak perubahan iklim. Masyarakat pun memiliki kewajiban untuk mendorong pemerintah membuat serta mengimplementasikan kebijakan yang mendukung kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Jakarta, 22 April 2008
Konferensi Bali Desember 2007 menghasilkan Bali Action Plan yang mengusung berbagai elemen sebagai pokok pembahasan negosiasi sampai periode komitmen pertama Protokol Kyoto yang berakhir pada tahun 2012. Bali Action Plan juga menyepakati pembentukan proses negosiasi baru dalam bentuk Ad hoc Working Groups on Long-term Cooperative Action (AWG-LCA) yang akan dilaksanakan secara paralel dengan kelanjutan proses Ad hoc Working Group on Further Commitments for Annex I Parties under the Kyoto Protocol (AWG).

Sebagai salah satu implementasi Bali Action Plan, diadakanlah Bangkok Climate Change Talks pada 31 Maret hingga 4 April 2008. AWG-LCA bertemu untuk menyusun rencana kerja hingga tahun 2009, mengingat pada tahun tersebut AWG-LCA harus sudah memiliki usulan-usulan aktivitas yang perlu dilakukan oleh negara maju dan berkembang untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Sementara itu, AWG menyepakati bahwa mekanisme pasar berbasis proyek yang diatur di dalam Protokol Kyoto, seperti CDM, akan tetap dijalankan untuk membantu negara-negara Annex I memehui target penurunan emisi mereka. Namun mekanisme-mekanisme fleksibilitas ini berfungsi sebagai alternatif/tambahan saja, sementara negara Annex I tetap harus menurunkan emisi di dalam negerinya sendiri juga.

Proses negosiasi ini akan dilanjutkan pada bulan Juni 2008 di Bonn, Jerman.

Pada peringatan Hari Bumi pada tanggal 22 April 2008 yang bertemakan ”A Call for Climate”, Pelangi Indonesia menegaskan bahwa semua pihak, terutama pembuat kebijakan, harus terlibat di dalam pengurangan laju dan dampak perubahan iklim. Masyarakat pun memiliki kewajiban untuk mendorong pemerintah membuat serta mengimplementasikan kebijakan yang mendukung kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Terhadap perkembangan isu perubahan iklim baik di tingkat nasional maupun internasional, Pelangi Indonesia menyatakan bahwa:

1. Lahirnya Bali Action Plan merupakan langkah awal yang penting untuk menentukan arah negosiasi. Perlu diakui bahwa selama proses negosiasi di Bali yang sangat alot, terjadi berbagai perubahan di dalam draft Bali Action Plan sehingga dokumen yang akhirnya disepakati relatif lebih ‘lunak’ dibandingkan draft-draft sebelumnya. Namun dokumen ini berhasil merangkum berbagai kepentingan pihak-pihak yang berbeda sehingga negara yang tidak meratifikasi Protokol Kyoto (yaitu Amerika Serikat) mau bersifat fleksibel dan menerima keputusan ini. Selain itu, Bali Action Plan juga menunjukkan pengakuan akan pentingnya teknologi dan finansial, yang selama ini menjadi isu-isu ‘terpinggirkan’ di dalam kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

2. Keputusan di Bangkok bahwa mekanisme seperti CDM hanya menjadi kelonggaran bagi negara Annex I sangatlah krusial bagi perkembangan negosiasi perubahan iklim, termasuk yang terkait dengan isu mekanisme penurunan emisi GRK. Saat ini, banyak negara Annex I yang memanfaatkan mekanisme perdagangan karbon untuk memenuhi target penurunan emisi mereka dengan biaya murah di negara berkembang, namun upaya penurunan emisi mereka secara domestik tidaklah sepadan. Hal ini terbukti dari data UNFCCC yang menunjukkan bahwa emisi beberapa negara maju pada tahun 2005 malah meningkat dibandingkan emisi GRK mereka pada tahun 1990 (lihat data UNFCCC disini).

3. Untuk kegiatan CDM, harus dipastikan bahwa kualitas dan kuantitas CER yang dihasilkan sesuai dengan prinsip pembangunan lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, perlu diberlakukan batas maksimum jumlah CER yang boleh dijual sebuah negara untuk mengatasi tidak meratanya proyek CDM secara regional.

4. Saat ini tidak ada batasan maksimum penurunan emisi yang dapat dilakukan negara maju melalui berbagai mekanisme fleksibilitas termasuk CDM. Seharusnya sebagian besar upaya penurunan emisi oleh negara maju dilakukan di dalam negeri dan mekanisme fleksibilitas merupakan kelonggaran saja. Untuk itu, harus ada peraturan mengenai jumlah emisi minimal yang tereduksi secara domestik di negara Annex I sebelum mereka bisa mendapatkan tambahan penurunan emisi melalui mekanisme lain, semisal CDM.

5. Sumber dana adaptasi (Adaptation Fund) seharusnya bukan hanya berasal dari CDM, melainkan juga dari mekanisme fleksibilitas lain yang dilakukan antar negara-negara maju (International Emission Trading dan Joint Implementation). Selain itu, eksplorasi mengenai sumber pendanaan lainnya harus dilakukan berdasarkan polluter pays principle.


Pelangi Indonesia adalah sebuah lembaga nir-laba yang independen yang berperan sebagai lembaga kajian untuk mendorong kebijakan publik di bidang perubahan iklim, energi dan transportasi, dalam kerangka keadilan sosial dan keberlanjutan fungsi-fungsi lingkungan.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Suci Sundari
Manajer Program dan Informasi-Komunikasi
021-92597906
info@ pelangi.or.id

Catatan untuk editor:

AWG-LCA: Ad hoc Working Group on Long-term Cooperative Action adalah sebuah proses negosiasi yang melibatkan negara-negara non-peratifikasi Protokol Kyoto serta negara-negara berkembang. AWG-LCA ini bertugas menentukan apa yang dapat dilakukan oleh negara-negara peratifikasi Konvensi Perubahan Iklim untuk berkontribusi dalam upaya pencapaian tujuan utama Konvensi. Sebelum konferensi perubahan iklim di Bali, AWG-LCA disebut sebagai Dialogue.

AWG-KP: Ad hoc Working Group on Kyoto Protocol adalah sebuah working group yang dibentuk di bawah Protokol Kyoto. Working Group ini membahas komitmen negara-negara Annex I setelah tahun 2012, sehingga tidak terjadi jeda antara periode komitmen pertama (yang berakhir pada tahun 2012) dengan periode komitmen selanjutnya (setelah tahun 2012).

Annex I: adalah negara-negara maju yang dinilai memiliki tanggung jawab untuk menurunkan emisi mereka dan berada di bawah Konvensi.

Bali Action Plan: adalah sejumlah keputusan yang diambil saat COP 13 di Bali berlangsung. Bali Action Plan merupakan dokumen yang akan menjadi basis negosiasi perubahan iklim, dimana tercantum hal-hal yang perlu dicarikan solusi dengan melibatkan negara berkembang dan negara maju. Teks lengkap Bali Action Plan bisa
download disini


CDM : clean development mechanism adalah salah satu dari tiga mekanisme di bawah Protokol Kyoto untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Mekanisme ini adalah satu-satunya mekanisme dimana negara berkembang dapat terlibat dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.

COP: Conference of Parties adalah pertemuan negara-negara peratifikasi Konvensi PBB untuk perubahan iklim.

Dialogue: Dialogue adalah proses pembahasan pasca 2012 yang melibatkan negara-negara non-peratifikasi Protokol Kyoto serta negara-negara berkembang. Proses ini berlangsung pada tahun 2006 – 2007.

Polluter pays principle: negara (maju) yang menghasilkan emisi gas rumah kaca harus bertanggung jawab dengan cara membiayai upaya-upaya adaptasi di negara (berkembang) yang terkena dampak negatif dari perubahan iklim.